Date:

Share:

Penataran Metodologi Iqro’ TPA-TKA dan BCM, Tumbuhkan Kecintaan Anak pada Alquran

Related Articles

MANTINGAN — Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 kembali menyelenggarakan pelatihan bertajuk Penataran Metodologi Iqro’ TPA-TKA dan BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi) selama dua hari berturut-turut. Acara berlangsung pada Senin (31/5) pagi hingga Selasa (1/6) sore, dengan dihadiri Pengasuh Pondok, Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA, pada acara pembukaan yang bertempat di Aula Kairo. Beliau menyempatkan diri untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan, dengan pelatihan ini, Gontor Putri 1 berupaya menumbuhkan kecintaan anak-anak TPA-TKA terhadap Alquran. Selain itu, para santriwati juga mempunyai kesempatan untuk lebih dekat dengan Alquran sewaktu mengajarkannya kepada anak-anak. Secara tidak langsung, hal ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi setiap santriwati untuk terus membaca Alquran.

Para peserta yang mengikuti pelatihan ini terdiri dari siswi kelas 3 Intensif dan 4 Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI). Seperti yang diungkapkan Ustadzah Lina, staf Pengasuhan Santriwati Gontor Putri 1, ketika dikonfirmasi Gontor Online, Kamis (3/6) tadi, dalam dua tahun terakhir ini, peserta penataran berasal dari kedua kelas tersebut. Sebelum itu, pesertanya berasal dari siswi kelas 5 KMI dan acaranya dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Menurutnya, perubahan ini berdasarkan kenyataan bahwa setiap peserta diharapkan mampu menerapkan metode yang mereka peroleh untuk mengajar anak-anak TPA dan TKA. Pasalnya, ujar Ustadzah Lina, siswi kelas 5 KMI di Gontor Putri 1 akan mendapatkan tugas mengajar anak-anak TPA-TKA di sekitar pondok. Jika peserta penataran ini masih dari siswi kelas 5 KMI, maka manfaatnya tidak akan maksimal karena setelah penataran mereka tidak mengajar lagi. Sedangkan siswi kelas 3 Intensif dan 4 KMI dipastikan akan langsung menerapkan metode yang ada pada tahun selanjutnya ketika mereka menjadi siswi kelas 5 KMI.

“Bisa dikatakan, penataran kali ini dan setahun yang lalu diikuti peserta yang tepat dan dilaksanakan pada waktu yang tepat. Sebelumnya, pelaksanaan pelatihan semacam ini terkesan terlambat karena pesertanya berasal dari kelas 5 KMI. Padahal, mereka akan naik ke kelas 6 dan tidak akan mengajar anak-anak TKA-TPA lagi karena digantikan siswi kelas 3 Intensif dan 4 KMI yang baru naik ke kelas 5. Lha, lantas ilmu yang didapatkan tidak bisa langsung diterapkan karena kesempatan mengajar anak-anak TKA-TPA sudah diambil alih adik kelas mereka,” tutur ustadzah yang bertindak sebagai penanggung jawab acara ini kepada Gontor Online.

Adapun jumlah peserta penataran tahun ini, lanjutnya, sebanyak 551 siswi dari kelas 3 Intensif dan 4 KMI. Walaupun bukan sebagai peserta, sejumlah siswi kelas 5 KMI tetap dilibatkan dalam acara ini. Mereka diberi amanat sebagai panitia penyelenggara yang mempersiapkan acara dengan sebaik mungkin di bawah bimbingan tiga orang staf Pengasuhan Santriwati. Sebagai pembimbing dan penanggung jawab acara, Ustadzah Lina bekerjasama dengan Ustadzah Aditya dan Ustadzah Fauziah Bachtiar dalam mengarahkan panitia.

Ustadzah Aditya Eka mengungkapkan, acara ini diadakan secara rutin sekali dalam setahun dengan mendatangkan dua orang pelatih dari AMM Yogyakarta untuk mengisi materi penataran. Kedua pelatih yang hampir tiap tahun selalu diundang untuk mengisi penataran ini adalah Ustadz M. Humam Masyhudi dan Ustadz Evan Rianto. Mereka memberikan langkah-langkah jitu dalam mengajarkan Alquran kepada anak-anak TKA dan TPA yang biasa dikenal dengan Metodologi Iqro’. Materi ini disampaikan pada hari pertama setelah pembukaan tepat. Sedangkan sesi selanjutnya yang bertemakan BCM dibawakan Pak Wuntat sehari kemudian, dengan gaya khasnya yang begitu menarik perhatian. Pak Wuntat menunjukkan kepada setiap peserta bahwa cara mengajar anak-anak sangatlah berbeda dengan mengajar orang-orang dewasa. Seorang guru haruslah mampu menyatu ke dalam dunia mereka yang penuh dengan permainan dan suasana ceria. Jika tidak, seorang guru tidak akan bisa berbuat banyak untuk menggali potensi mereka.

Sementara itu, demi efektivitas acara, peserta dibagi ke dalam 27 kelompok. Secara merata, setiap kelompok terdiri dari 18-20 siswi. Sejumlah kelompok di atas menempati dua aula yang telah dipersiapkan panitia untuk penataran. Sebagian kelompok ditempatkan di Aula Kairo dan sebagian lagi menempati Aula Aisyah yang telah siap dengan pelatihnya masing-masing. Untuk keperluan acara ini, panitia menghadirkan 300 anak-anak dari TKA-TPA di sekitar pondok. Mereka langsung mendapatkan pelatihan dari Pak Wuntat. Dari sinilah para peserta juga dapat mengambil pelajaran untuk kebutuhan cara mengajar mereka tahun depan. shah wa     

  

     

Popular Articles