Date:

Share:

Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy: ‘Gontor Meletakkan Dasar Peradaban Dunia’

Related Articles

GONTOR—Tanpa mengurangi kekhidmatan, gegap-gempita Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PKA) tahun ini, Ahad (1/11) pagi, sungguh tidak kalah dengan tahun-tahun sebelumnya, benar-benar sangat menggugah dan mengagumkan dengan penampilan-penampilan yang atraktif, kreatif, variatif dan dinamis. Demikianlah pernyataan para asatidz dan santri yang hadir dalam acara tersebut. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang sampai menitikkan air mata terharu menyaksikan kesungguhan santri dan ustadz-ustadz dalam menyukseskan acara yang dihadiri seluruh Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tersebut. Sampai-sampai, K.H. Sutadji Tajuddin, salah satu anggota Badan Wakaf PMDG, terlihat menangis bahagia melihat prestasi Gontor saat ini.

“Gontor Meletakkan Dasar Peradaban Dunia”, benarlah adanya tema PKA tahun ini. Gontor terus melangkah membangun tradisi baru dunia pesantren yang penuh dengan dinamika kehidupan dimana santri-santrinya berasal dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda. Akan tetapi Gontor mempertemukan dan mengikatnya menjadi satu untuk membentuk sebuah peradaban Islam yang dinamis. Mereka mempunyai jiwa yang sama dengan asas-asas keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah islamiyah dan kebebasan dalam menentukan masa depan. 

Turut hadir dalam acara yang berlangsung di Lapangan Hijau PMDG ini beberapa perangkat Badan Wakaf PMDG yang lain, yaitu Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., K.H. Abdullah Said Baharmus, Lc., Drs. K.H. Rusydi Bey Fannanie dan K.H. Masruh Ahmad, M.A. MBA. Mereka dapat mengikuti Apel Tahunan PKA setelah selesainya Sidang Badan Wakaf ke-62, Sabtu (31/10) kemarin.

Setelah K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. selaku inspektur upacara menyampaikan amanat, Apel Tahunan dilanjutkan dengan parade barisan yang dimulai dengan penampilan Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), penampilan Reog Ponorogo, Ondel Ondel, Singa Depok dan Tari Bhinneka Tunggal Ika. Adapun barisan-barisan yang tampil mencakup barisan Persatuan Bela Diri Darussalam (Perbeda), Persatuan Senam Darussalam (Persada), Darussalam Body Building Gymnasium (DBBG), barisan umroh, barisan seragam ke masjid, barisan seragam muhadharoh, barisan kaos rayon, barisan kaos klub olahraga, barisan pembawa maket yang disusul dengan barisan Gontor 2 yang terdiri dari pembawa maket Gontor 2, barisan sunatan massal dan barisan pertamanan.

Setiap barisan yang tampil memperkenalkan kepada seluruh santri segala hal berkaitan dengan aktivitas mereka di pondok sehari-hari. Demikianlah yang akan mereka temukan dalam totalitas kehidupan di Gontor. Selanjutnya adalah barisan mobil dan motor hias, barisan sepeda hias, hasil kreasi siswa kelas 6 yang diiringi barisan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), kemudian barisan kontingen LP3 XXII, barisan mahasiswa ISID, guru-guru baru Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), santri-santri Gontor 2 dan siswa-siswa kelas 6 KMI.

Sesudah barisan siswa kelas 6 KMI, barulah giliran barisan seluruh konsulat yang ada di PMDG. Jumlahnya mencapai 37 konsulat meliputi konsulat Luar Negeri, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Palembang, Bengkulu, Lampung, Bogor, Banten, Bekasi, Priangan, Cirebon, DKI Jakarta, Pekalongan, Banyumas, Semarang, Pati, Magelang, Surakarta-Yogyakarta, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, Jombang, Kediri, Blitar, Gresik, Surabaya, Madura, Malang, Pasuruan, Besuki, Bali-Nusa Tenggara (Banustra), Kalimantan dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sumalia).

Acara PKA di atas berlanjut di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) yang berlangsung dalam empat babak. Pada babak pertama, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. menjelaskan tentang kepondokmodernan berkenaan dengan jiwa dan filsafat PMDG, demikian halnya pada babak kedua, Ahad (1/11) malam. Sedangkan pada babak ketiga, Senin (2/11) pagi, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan berbagai hal terkait masa depan pondok,  kedudukan pondok di masyarakat, sikap pondok terhadap pihak lain dan status wakaf PMDG. Di lain pihak, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. memberikan penjelasan tentang KMI kepada seluruh hadirin.

Adapun pada babak keempat, Senin (2/11) malam, babak terakhir dalam PKA, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. berbicara kembali tentang kepondokmodernan sekaligus menyebutkan prestasi-prestasi yang telah dicapai Gontor selama 10 tahun terakhir. Di samping itu, bangunan-bangunan baru di PMDG dan cabang-cabangnya diperlihatkan untuk menunjukkan kemajuan pondok dalam berbagai segi. Bangunan-bangunan tersebut dibangun sesuai dengan kebutuhan yang ada. Artinya, dengan jumlah santri yang semakin bertambah, PMDG dituntut untuk menambah asrama dan gedung baru untuk kebutuhan santri-santri yang ada. Demikianlah, santri diharapkan semakin mengenal dan memahami pondok mereka tercinta. Bukan hanya santri, ustadz-ustadz pun demikian pula. Maka, esoknya, Selasa (3/11) pagi, seluruh santri diwajibkan membaca buku PKA di kelas masing-masing dengan dibimbing ustadz-ustadz yang telah ditentukan.

Possibly related posts: (automatically generated)

Popular Articles