Date:

Share:

Mahasiswa Ushuluddin Raih Gelar Wisudawan dan Skripsi Terbaik

Related Articles

DARUSSALAM—Tahun ini, mahasiswa Fakultas Ushuluddin mendominasi gelar wisudawan dan skripsi terbaik dari seluruh fakultas di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada acara Rapat Senat Terbuka dalam Rangka Wisuda Sarjana Strata Satu Angkatan XIX ISID Pondok Modern Darussalam Gontor 1430/2009, Kamis (29/10), Harda Armayanto, mahasiswa Ushuluddin program studi Perbandingan Agama, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,55 sekaligus meraih predikat skripsi terbaik dengan judul “Mafhuumu Najaati Ahli-l-Kitaabi ‘ala Dhaui-l-Kitaabi wa as-Sunnah”.


Selain Harda, empat mahasiswa lainnya yang termasuk dalam kategori lima besar IPK tertinggi wisuda sarjana S1 tahun ini adalah Mariyanto dan Amna Shifia, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam, dengan sama-sama mencatat IPK 3,47. Selanjutnya, peringkat keempat dengan IPK 3,46 diraih oleh Lailatun Namiroh, mahasiswi Tarbiyah untuk program studi Pendidikan Agama Islam. Terakhir, Mohammad Hatta Fahamsyah, mahasiswa Fakultas Syari’ah dengan program studi Muamalat, berhasil menduduki peringkat kelima dengan IPK 3,45.

Adapun wisudawan/i dengan skripsi terbaik setelah skripsi yang ditulis Harda adalah Khoirun Nisa Nashrun, mahasiswi pada program studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin. Ia meraih peringkat kedua skripsi terbaik dengan judul “The Necea Council and the Development of Christian Theology”. Sedangkan peringkat ketiga skripsi terbaik berjudul “Mabaadi’ al-Dimuqraatiyati fi Nazhari-l-Fiqhi as-Siyaasiyyi-l-Islaamiyyi” ditulis oleh Luqman Rico Khashogi, mahasiswa program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Fakultas Syari’ah. Penentuan skripsi terbaik ini melalui proses penelitian dan penyaringan yang mempertimbangkan aspek kebaruan judul, isi, orisinalitas, metodologi, kualitas bahasa dan aspek teknis penulisan. Tim penilai terdiri dari Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil., Dr. H. Dihyatun Masqon, M.A., Mohammad Muslih, M.A. dan Khoirul Umam, M.Ec.

Di samping itu, penganugerahan juga diberikan kepada dua orang wisudawan tercepat tahun ini. Keduanya sama-sama berasal dari Fakultas Tarbiyah dengan program studi berbeda. Wisudawan tercepat pertama adalah Iskandar Zulkarnaen, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Arab, dengan IPK 3,44. Mahasiswa yang satu ini mampu menyesaikan studinya dalam waktu tiga tahun tiga bulan 15 hari. Sedangkan Andi Wahyu Wiratama, mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam, berhasil meraih gelar wisudawan tercepat kedua dengan IPK 3,16 selama tiga tahun tiga bulan 16 hari.

Lain daripada itu, pada peride ke-19 ini tercatat sebanyak 186 orang sarjana S1 yang akan diwisuda. Para wisudawan/i tersebut berasal dari empat kampus ISID, yakni Kampus Gontor Pusat, Kampus Gontor Putri, Kampus Baru Siman dan Kampus Gontor 3 Kediri. Adapun dari Fakultas Tarbiyah berjumlah 63 orang. Sedangkan dari Fakultas Ushuluddin berjumlah 58 orang. Fakultas Syari’ah berhasil meluluskan 65 orang mahasiswanya untuk meraih gelar sarjana. Menurut K.H. Imam Subakir Ahmad, Pembantu rektor (Purek) I ISID, berdasarkan jenis kelamin, peserta wisuda kali ini didominasi oleh mahasiswa, yakni sebanyak 106 wisudawan. Sementara mahasiswi yang diwisuda hanya berjumlah 80 wisudawati. Jumlah wisudawan/i tahun ini memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 245 wisudawan/i.

Sementara itu, dalam sambutannya, rektor ISID, Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., menyampaikan, perkembangan Islam saat ini yang penuh dengan berbagai macam penyimpangan membutuhkan pejuang-pejuang yang jujur dan ikhlas. Kinilah saatnya para alumni ISID meneruskan kiprahnya di masyarakat dengan terus berbenah dan membenahi. Jangan sampai terlalu mudah dipengaruhi orang lain yang ingin mencelakakan umat Islam.

Hal senada juga diungkapkan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, alumni Gontor di manapun berada selalu bergerak dan menggerakkan. Tidak ada yang berpangku tangan merasakan dunia ini bergoncang. Tidak ada sarjana ISID yang menjadi pengangguran karena semuanya telah dibekali panca jiwa dan filsafat hidup yang tertanam kuat di dalam sanubari.
 

Popular Articles