Date:

Share:

Lacak Jejak Leluhur, Keluarga PMDG Kunjungi Keraton Kesultanan Kasepuhan Cirebon

Related Articles

Lacak Jejak Leluhur ICIREBON – Di sela-sela Liburan Pertengahan Tahun, keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berjumlah 500 orang lebih mengunjungi Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Acara kunjungan yang terangkum dalam silaturrahim dua keluarga besar ini adalah salah satu rentetan acara Silaturrahim dan Wisata Keluarga Besar PMDG di Cirebon. Acara dilaksanakan pada Rabu (15/1/2014). Selain silaturrahim, keluarga besar PMDG juga menyempatkan diri mengunjungi situs-situs purbakala di Kesultanan Kasepuhan Cirebon, seperti; Masjid Agung Sang Cipta Rasa (Masjid Agung Kesultanan Cirebon), Museum Benda Kuno, dan Situs Otentik Keraton Peninggalan Sunan Gunung Jati.

Rombongan disambut meriah oleh Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat (Sultan Sepuh XIV). Sebagai ungkapan rasa terima kasih dan ucapan selamat datang, Keraton menampilkan Tari Topeng khas kota Cirebon. Tarian ini memiliki kedudukan sangat penting dalam kehidupan masyarakat kota Cirebon. Sampai saat ini, tarian tersebut tak lekang zaman. Turut hadir dalam silaturrahim ini, Bapak Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A., Ketua IKPM Pusat, Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl. A. Ed., Ketua YPPWPM, K.H. Imam Sobari, S.Ag., dan Wakil Pengasuh Pondok Modern Gontor Putri 1, Dr. K.H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A.

Lacak Jejak Leluhur IIIDalam sambutannya P.R.A. Arief Natadiningrat menyampaikan, ”Keraton telah berdiri sejak abad ke 15, tepatnya pada zaman Sunan Gunung Jati (Syekh Syarief Hidayatullah), beliau adalah sultan pertama. Peran beliau amatlah besar dan multi fungsi, selain menjadi sultan beliau juga salah satu ulama atau Waliyullah yang terkenal dengan sebutan Walisongo di tanah Jawa. Sampai saat ini, peran sentral Keraton menyebarkan agama Islam selalu digalakkan, karena Cirebon merupakan salah satu pusat perkembangan peradaban Islam di masa lampau dan sekarang”. Beliau menegaskan kembali, “Kami dan Keluarga Gontor adalah satu nenek moyang. Kenyataannya, bahwa Trimurti pendiri PMDG memiliki hubungan silsilah keturunan dengan Sultan Kasepuhan Cirebon. Para leluhur menyebarkan risalah Islam ke banyak daerah di Jawa Barat, Tengah dan Timur. Salah satunya di Tegalsari dan Gontor, Ponorogo”. Ucapnya sebelum mengakhiri sambutan.

K.H. Hasan Abdullah Sahal berdiri mewakili rombongan keluarga besar PMDG memberikan sambutan, “Kami amat terharu dengan pertemuan dua keluarga besar ini. Saya tidak bisa berbicara banyak dalam sambutan ini. Gontor eksis mengestafetkan nilai-nilai keislaman, karena Pesantren adalah sentral penyebaran Islam dari dulu hingga kini. Begitu pula halnya dengan Keraton Cirebon, keberadaanya selama 6 abad terakhir eksis menyebarkan risalah Islam dan menjadi penopang nilai-nilai keislaman di bumi Sunan Gunung Jati, Cirebon. ” Jelas beliau mengakhiri sambutan ditengah para hadirin.

K.H. Hasan Abdullah Sahal mengapresiasikan pertunjukan Shalawat yang dibungkus dengan alunan musik Gamelan khas Keraton, “ini sangat otentik, musik ini betul-betul tradisional. Tanpa Komputer, sound system, gitar listrik dan lainnya.”

Lacak Jejak Leluhur II
Bapak Pimpinan PMDG dan Ketua-Ketua Lembaga berpose bersama P.R.A. Arief Natadiningrat (Sultan Sepuh XIV) di dalam aula Keraton Kesultanan Kasepuhan Cirebon

Terpilihnya Cirebon sebagai tempat tujuan acara, karena di sini terdapat nilai-nilai sejarah yang bisa dilacak. Di samping itu, Cirebon juga merupakan salah satu pusat perkembangan peradaban Islam di masa lampau. Tidak hanya itu, kenyataan bahwa Trimurti pendiri PMDG memiliki hubungan silsilah keturunan dengan Sultan Kasepuhan Cirebon memperkuat alasan dipilihnya Cirebon sebagai tempat tujuan acara ini sekaligus mempererat ikatan keluarga PMDG dengan Keraton Kesultanan Kasepuhan Cirebon.

Sebelum acara berakhir, Keraton menampilkan satu tarian yang tidak kalah menarik dari Tari Topeng, yakni Tari Panji khas Cirebon. Para hadiri bersorak dan bertepuk tangan usai penampilan apik dari sang penari. elfah

 

 

Popular Articles