Date:

Share:

Siswa Akhir Penuhi Syarat Mengajar dengan ‘Tarbiyah Amaliyah’

Related Articles

Amaliyah perdana (2)
Nampak seorang siswa akhir KMI sedang melaksanakan ‘Tarbiyah Amaliyah’ Perdana yang dilaksanakan pada Selasa (6/4/2013) di Balai Pertemuan Pondok Modern Gontor.

GONTOR – Sudah menjadi sunnah Pondok Modern Darussalam Gontor bagi seluruh siswa akhir Kulliyyatu-l-Mu’alliminal-l-Islamiyyah (KMI) untuk mengikuti program Tarbiyah Amaliyah yang menjadi syarat mutlak untuk menjadi seorang pengajar. Setiap siswa diberi waktu kurang lebih 3 hari untuk membuat persiapan mengajar (I’dad) yang akan disampaikan saat mengajar. “Kami akan terus memberitahukan siapa saja yang akan mengajar setiap setelah sholat zuhur melewati bagian penerangan di Masjid” ucap al-Ustadz Zaki Mubarok selaku penanggung jawab Tarbiyah Amaliyah.

Program yang berjalan selama kurang lebih 1 bulan ini melibatkan seluruh guru tahun ke lima sampai guru senior untuk menjadi pembimbing. Setiap siswa yang akan menjalani amaliyah harus melaporkan persiapannya ke pembimbing senior untuk diperiksa. “Mereka harus mendatangi setiap pembimbingnya ditempat dan waktu yang sudah ditentukan untuk memberikan I’dad yang sudah mereka tulis untuk diperiksa” tutur staf KMI itu.

Panitia membagi seluruh siswa menjadi 46 kelompok dengan 15-16 anggota setiap kelompoknya. Setiap siswa yang sedang menjalani amaliyah akan disimak oleh teman-teman sekelompoknya guna mencari beberapa hal yang tak sesuai dengan buku pedoman selama mengajar. Hal ini mencakup beberapa hal, antara lain metode mengajar, materi yang disampaikan, keadaan guru, dan kecakapan guru.

Penguasaan materi dan bahasa yang kurang baik menjadi kendala yang biasa terjadi hal itu dikarenakan setiap pengajar harus bisa menggunakan bahasa dan istilah-istilah yang tepat untuk menyampaikan materinya. “Tidak semua kelas enam memiliki kemampuan berbahasa yang baik, sehingga kurangnya kosakata bahasa arab menjadi masalah besar buat mereka ketika mengajar, khususnya bagi mereka yang mendapat pelajaran bahasa arab” tuturnya.

Pelajaran yang digunakan untuk amaliyah ini antara lain Mutholaah, Muhadatsah, Tarjamah, Reading, Ushul Fiqh, Mahfudzot, Khot, dan Imla. Siswa harus siap untuk menerima pelajaran yang sudah ditentukan oleh panitia.

Melihat pentingnya program ini, siswa yang berhalangan harus seizin Bapak Direktur. “Kalau mereka dalam keadaan sakit yang parah, amaliyah mereka akan diakhirkan, sampai kondisinya membaik dan siap mengikuti, jadi tidak ada yang terlewat, karena ini salah satu syarat mereka untuk bisa lulus dari KMI” ucapnya dengan tegas. toms

Popular Articles