Date:

Share:

Jelang Ujian, Pembimbing Tiap Konsulat Himbau Tingkatkan Belajar

Related Articles

DARUSSALAM—Menjelang Ujian Pertengahan Tahun 1430-1431/2009-2010, Kamis (28/1) mendatang, para pembimbing tiap-tiap konsulat se-Darussalam menghimbau anggota konsulatnya masing-masing agar meningkatkan belajar. Hal ini disampaikan pada perkumpulan konsulat terakhir yang diadakan Jum’at (22/1) malam, di tempat-tempat yang telah ditentukan. Melalui himbauan ini, diharapkan seluruh santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tidak lalai dan mampu memanfaatkan waktu luang mereka dengan sebaik mungkin. Sehingga, setiap santri benar-benar siap untuk ‘berperang’  di ruang ujian nanti.

Menurut data yang disampaikan Lukman, salah satu staf Sekretaris Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), ketika dikonfirmasi Gontor Online di tempatnya, Sabtu (23/1), saat ini jumlah konsulat yang ada di Gontor adalah sebanyak 38 konsulat. Nama seluruh konsulat yang ada berdasarkan daerah asal santri  PMDG dari Sabang sampai Merauke, yaitu Konsulat Luar Negeri, Konsulat Aceh, Konsulat Sumatera Utara, Konsulat Sumatera Barat, Konsulat Riau, Konsulat Jambi, Konsulat Bangka, Konsulat Palembang, Konsulat Bengkulu, Konsulat Lampung, Konsulat Bogor, Konsulat Banten, Konsulat Bekasi, Konsulat Priangan, Konsulat Cirebon, Konsulat Jakarta, Konsulat Pekalongan, Konsulat Banyumas, Konsulat Semarang, Konsulat Pati, Konsulat Magelang, Konsulat Magelang, Konsulat Surakarta, Konsulat Madiun, Konsulat Ponorogo Dalam, Konsulat Bojonegoro, Konsulat Jombang, Konsulat Kediri, Konsulat Blitar, Konsulat Gresik, Konsulat Surabaya, Konsulat Madura, Konsulat Malang, Konsulat Pasuruan, Konsulat Besuki, Konsulat Banustra (Bali dan Nusa Tenggara-red), Konsulat Kalimantan, Konsulat Sumalia (Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya-red) dan terakhir Konsulat Ponorogo Luar.

“Konsulat Jakarta merupakan konsulat dengan jumlah anggota terbanyak, yakni mencapai 358 santri dari kelas 1-6. Selanjutnya disusul Konsulat Surakarta dengan jumlah anggota sebanyak 233 santri dan Konsulat Kalimantan dengan jumlah anggota 213 santri. Selain ketiga konsulat tersebut, konsulat lainnya masing-masing dengan jumlah anggota kurang dari 200 santri kecuali Konsulat Semarang dengan anggota berjumlah 201 santri. Adapun konsulat dengan anggota paling sedikit adalah Konsulat Ponorogo Luar yang hanya beranggotakan sembilan santri,” papar Lukman kepada Gontor Online, Sabtu (23/1) pagi, sambil mencermati data yang saat itu dipegangnya.

Mengenai tempat perkumpulan konsulat yang biasanya diadakan sebulan sekali, Lukman mengungkapkan, setiap konsulat menempati tempat-tempat yang telah ditentukan Bagian Pengasuhan Santri sesuai dengan kapasitas masing-masing konsulat. “Beberapa konsulat besar seperti Konsulat Jakarta, Konsulat Surakarta dan Konsulat Kalimantan tentunya mendapatkan tempat perkumpulan yang lebih luas daripada konsulat-konsulat lainnya karena jumlah anggotanya banyak,” ujar Lukman yang juga merupakan pengurus Jam’iyyatu-l-Qurro (JMQ) tersebut.

“Konsulat Jakarta biasanya di Masjid Jami’ lantai bawah. Sedangkan Konsulat Kalimantan dan Konsulat Surakarta sama-sama di Masjid Jami’ lantai atas,” lanjutnya.

Sedangkan konsulat lainnya, Lukman melanjutkan, menggunakan ruang kelas kecuali Priangan, konsulat dengan anggota terbanyak keempat, diberi tempat di Gedung Olahraga (GOR) PMDG. Adapun beberapa gedung yang ruang kelasnya digunakan untuk tempat perkumpulan konsulat-konsulat lainnya mencakup Gedung Sudan, Gedung Yaqdzoh, Gedung Robithah, Gedung Sudan Baru, Gedung Saudi dan Gedung Satelit. “Tempat-tempat tersebut tidak mutlak ditempati konsulat yang sama setiap bulannya, akan tetapi mengikuti kebijaksanaan dari Bagian Pengasuhan Santri. Mungkin saja bulan ini di Gedung Sudan, namun pada bulan depan di Gedung Satelit. Tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan tempat karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Di akhir wawancara, Lukman menjelaskan, perkumpulan konsulat merupakan perkumpulan wajib bulanan seluruh santri se-Darussalam. Melalui perkumpulan inilah mereka bisa saling mengenal satu sama lain yang berasal dari satu daerah. Namun, Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan. Dengan kata lain, walaupun santri-santri yang belajar di Gontor berasal dari berbagai suku bangsa, tidak serta-merta membuat mereka berpecah-belah. Bahkan, Gontor senantiasa menegur santrinya yang hanya bergaul dengan teman sedaerah, dia harus berbaur dengan teman-temannya yang lain dari daerah berbeda. Dari sinilah Gontor mempunyai peran signifikan untuk mempersatukan Indonesia.
    

 
 

Popular Articles