Date:

Share:

Hingga Wafatnya, Ustadz Tarwichi telah Setengah Abad Mengajar di Gontor

Related Articles

Guru kami telah pergi. Al Ustadz H. Tarwichi, yang sehari-hari duduk di kantor guru KMI, menerima laporan persiapan mengajar dari para guru, kemudian menuju kelas dengan motor khasnya, kemudian mengajar, khususnya siswa kelas 3 KMI, kini telah tiada.

Sabtu, 28 Januari 2017 pukul 04.30 WIB di Rumah Sakit Moewardi Solo, Ustadz Tarwichi menghembuskan nafas terakhir. Beliau dirawat di RS Moewardi, setelah sebelumnya dirawat di RS Kustati karena mengalami kecelakaan di Jembatang Keang, Jetis, Ponorogo. Sempat dioperasi di RS Kustati karena mengalami patah kaki, kemudian dioperasi kedua kalinya di RS Moewardi karena mengalami pendarahan di otak, lantas tak sadarkan diri selama 3 pekan, hingga akhirnya meninggal dunia pada Sabtu pagi.

Sosok Ustadz Tarwichi sungguh tak asing bagi para santri dan para alumni Gontor. Sejak beliau mulai mengajar di KMI tahun 1965, beliau tak pernah lepas dari dunia Fotografi. Karena memang tercatat dalam data, bahwa beliau adalah Bagian Dokumentasi (Fotografi) sejak tahun 1970 hingga tahun 2000. Beliau meninggalkan 2 orang anak, yakni Eny Sustyowati, S.Pd.I, dan Musthofa Santoso, S.E., serta 3 orang cucu.

“Hingga tutup usia, beliau adalah guru tertua di Pondok ini, usianya 77 tahun. Setelah almarhum, yang tertua selanjutnya adalah Kiai Abdullah Syukri Zarkasyi, kemudian, saya sendiri,” tutur Kiai Syamsul Hadi Abdan di depan seluruh santri menjelang dishalatkannya Jenazah, Sabtu siang di Masjid Jami’.

Ada satu hal yang membuat para santri tertegun dari sambutan Kiai Syamsul. Yakni saat beliau menjelaskan, bahwa almarhum Ustadz Tarwichi telah mengajar di KMI Gontor selama 50 tahun. Rentang waktu yang jelas-jelas tidaklah sebentar. Setengah abad. Cukup bagi seorang manusia menulis sejarah dalam hidupnya. Dan beliau, dengan sahaja dan kerendahan hati, melewati masa-masa itu dengan penuh keikhlasan. Tentunya ada puluhan, ratusan, bahkan mungkin, ribuan santri yang pernah diajar almarhum di dalam kelas. Kenangan itu, kini tinggal kisah.

Semoga Allah SWT menerima segala amalan-amalan almarhum dan mengampuni segala dosanya. Dan semoga keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan usai ditinggalkan oleh almarhum.binhadjid

 

 

Popular Articles