Date:

Share:

Gontor Fokus pada Ujian Tahriri

Related Articles

ujian di pondok pesantren modern gontorDARUSSALAM Dimulai dengan acara “At-Taujihat wal Irsyadat wa Tauzi’ul A’mal fi-l-Imtihan At-Tahriri li Akhiri As-Sanah Ad-Dirasiyah”, Rabu (6/7) pagi, Pondok Modern Darussalam Gontor menggelar ujian tahriri (ujian lisan-red) untuk siswa kelas 1 — 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Ujian yang menandakan segera berakhirnya Tahun Ajaran 1431-1432/2010-2011 ini berlangsung selama 10 hari, Kamis — Senin, 7 — 8 Juli 2011. Tidak hanya di Gontor, ujian serupa juga digelar di pondok-pondok cabang secara serempak.

Baik dewan guru maupun siswa kelas 6, bahu-membahu menjaga kelancaran jalannya salah satu agenda terbesar di pondok pesantren ini. Tidak ada satu pun yang berpangku tangan, selain menjadi pengawas ujian, mereka juga bertugas di pos-pos dan unit-unit usaha pondok. Di samping itu, situasi dan kondisi di dalam pondok diatur sedemikian rupa agar tercipta miliu belajar yang kondusif untuk menjamin kesuksesan belajar santri se-Darussalam.

Dalam pelaksanaannya, ujian tahriri memakan waktu kurang lebih lima jam setiap hari, dari pagi sampai siang. Rata-rata, setiap siswa menghadapi tiga mata pelajaran per hari dengan alokasi waktu berdurasi 90 menit untuk setiap materi yang diujikan. Ujian dimulai secara rutin pada jam tujuh pagi tepat dan berakhir pada pukul 12.15, dengan waktu istirahat setengah jam setelah ujian jam pertama. Sedangkan istirahat kedua tersedia selama 15 menit sebelum memasuki ujian jam ketiga.

Penyelenggaraan ujian tahriri di Pondok Modern Gontor berlangsung dalam pengawasan yang sangat ketat. Sehingga, menutup kemungkinan bagi seorang siswa untuk melakukan kecurangan sekecil apapun saat ujian. Di setiap ruang ujian yang rata-rata dipenuhi sebanyak 30 orang siswa peserta ujian, ditugaskan dua orang guru KMI ditambah tiga orang siswa kelas 6 sebagai pengawas ujian dari dimulainya ujian hingga lonceng pertanda selesainya ujian berdentang dengan kerasnya. Sedemikian ketatnya, hingga siswa yang berniat curang sekalipun harus berpikir seribu kali sebelum melaksanakan niatnya. Pasalnya, jika ketahuan, ia akan mendapatkan hukuman berat yang tidak pernah diterapkan di sekolah manapun, yakni berupa skorsing selama satu Tahun Ajaran. Dengan kata lain, anak tersebut pastilah ketinggalan kelas alias harus mengulang di kelas yang sama pada Tahun Ajaran yang akan datang. Demikianlah, Gontor menanamkan kejujuran kepada seluruh santri-santrinya. shah wa

Popular Articles