Date:

Share:

Al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath Beri Ijazah 14 Orang Santri dan Asatidz PMDG

Related Articles

DARUSSALAM – Melihat beberapa santri dan asatidz Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dianugerahi ijazah khat riq’ah dan khat naskh oleh al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath, membuat segenap penghuni Pondok Modern Darussalam Gontor bahagia sekaligus bangga, tak terkecuali Pimpinan Pondok dan Direktur Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI). Penganugerahan ijazah khat dilaksanakan di Masjid Jami’ sebelum Maghrib pada hari Ahad (1/3). Sebanyak empat belas mujaazuun (penerima ijazah) yang terdiri dari delapan orang asatidz dan enam orang santri dipanggil satu persatu di depan para jama’ah shalat Maghrib oleh K.H. Masyhudi Subari, M.A., Direktur KMI. Disambung dengan ucapan selamat dan doa dari al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath.

Syaikh Belaid Hadiahi Kiai Hasan Sebuah Mushaf
Syaikh Belaid Hadiahi Kiai Hasan Sebuah Mushaf

 

Al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath lahir di ‘Ain Lauh, Kerajaan Maroko, 59 tahun silam. Beliau memiliki kemampuan dan prestasi yang sangat baik di bidang pendidikan. Oleh karenanya, Kerajaan Maroko memanggil beliau dan diminta untuk mengajar di Madrasah Maulawiyah yang berlokasi di lingkungan istana. Namun, setelah sekian tahun mengajar di Madrasah Maulawiyah, al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath mengajukan surat pengunduran dirinya dari tugas mengajar di madrasah tersebut. Karena ingin menyebarkan ilmu yang beliau miliki. Saat ini, beliau menetap di Mesir dan menjadi pembimbing sekaligus pengajar Khat di Markaz Halqah al-Khairiyyah. Dengan kemampuan beliau di bidang khat, beliau telah menulis tujuh mushaf. Salah satu mushaf hasil tulisan tangannya, dihadiahkan kepada K.H. Hasan Abdullah Sahal saat berkunjung ke Gontor.

 

Para mujazuun dari para santri PMDG adalah Ainul Yaqin (6E/Bogor), Gunawan Muslim (6H/Bogor), Alfian Firmansyah Anshori (3E/Jombang), Juan Edo Prakoso (3K/Semarang), Ahmad Nizar (3C/Purwakarta), dan Muhammad Ruri Hizbullah (3F/Lampung). Satu hal lagi yang membuat warga PMDG bisa berbangga diri adalah bahwa di antara keenam mujaazuun tersebut, dua orang di antara mereka adalah mujaazuun termuda. “Ashgharu al-mujaaziin fi al-‘alam ja’a min Gontor,” begitulah al-Ustadz Belaid Hamidi al-Khathath memuji dua anak tersebut. Kedua anak tersebut adalah Muhammad Ruri Hizbullah dan Juan Edo Prakoso. Di umur belia, empat belas tahun, mereka berdua sudah mampu meraih ijazah khat riq’ah. Selama mengajar khat di Mesir, mujaazuun termuda yang pernah beliau ijazahi berumur dua puluh lima tahun. Namun, saat berkunjung ke Gontor, beliau akhirnya bertemu dengan dua anak belia tersebut.

Khat Naskh, Karya al-Ustadz Muhammad Nur, Lc.
Khat Naskh, Karya al-Ustadz Muhammad Nur, Lc.

 

Tidak mau ketinggalan dari anak didiknya, delapan orang dari jajaran guru Pondok Modern Darussalam Gontor juga dianugerahi ijazah khat. Kedelapan orang asatidz tersebut adalah al-Ustadz Muhammad Nur, Lc. (Ponorogo), al-Ustadz Afif Hamidi, S.Th.I. (Ponorogo), al-Ustadz Abdullah Mukhtar Syafi’i, S.Th.I. (Borneo), al-Ustadz Rozak Wijaya Aziz, S.Pd.I. (Manado), al-Ustadz Rizki Hidayatullah (Banten), al-Ustadz Muhammad Ja’far Shadik (Jakarta), al-Ustadz Dicky Hasanuddin (Bandung), dan al-Ustadz Riza Rahman (Ponorogo). Dari kedelapan asatidz tersebut, semuanya dianugerahi ijazah di khat riq’ah kecuali al-Ustadz Muhammad Nur, Lc., beliau dianugerahi ijazah di khat naskh, 4 tingkat di atas khat riq’ah.

Khat Riq'ah, Karya al-Ustadz Abdullah Mukhtar Syafi'i, S.Th.I.
Khat Riq’ah, Karya al-Ustadz Abdullah Mukhtar Syafi’i, S.Th.I.

 

Mempelajari penulisan huruf-huruf Arab menggunakan khat riq’ah, para mujaazuun menjadikan arahan dan bimbingan al-Ustadz Muhammad Nur, Lc. sebagai sandaran. Jeda waktu yang ditempuh para mujaazuun untuk belajar menulis khat riq’ah bermacam-macam. Waktu terlama yang ditempuh adalah tiga tahun, namun ada pula yang mampu menempuh pelajaran hanya dalam waktu tujuh bulan saja. Di sela-sela dinamika kegiatan pendidikan yang begitu padat, mereka mampu mengeksplorasi kemampuan mereka, khususnya di bidang seni menulis indah (kaligrafi). Hal ini memacu semangat santri dan asatidz yang lain untuk menggunakan kesempatan yang telah PMDG berikan kepada mereka dalam peningkatan kualitas diri di berbagai bidang.

Selama lima hari kesempatan berkunjung ke PMDG, Jumat (27/2) hingga Selasa (3/3), beliau gunakan semaksimal mungkin untuk berbagi ilmu dengan para santri dan asatidz terutama di bidang kaligrafi. Selain berkunjung ke Gontor Pusat beliau juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke UNIDA, Gontor Dua, Gontor Putri 1, Gontor Putri 3, dan Gontor 3. Hadirnya beliau di PMDG Pusat dan Cabang, tidak disia-siakan oleh para santri dan asatidz untuk menimba ilmu dari beliau sebanyak-banyaknya.farouq

Popular Articles